Minggu, 09 September 2018

Sunrise Terbaik se-Asia Tenggara ada di Gunung ini!



Assalamualaikum geng!

     Karena Indonesia itu secara geografis terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, juga terletak di dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.  Jadi udah gak heran kan? kalo setiap destinasi yang ada di negara tercinta kita ini semuanya mempunyai keindahannya masing-masing. Apalagi keindahan saat ada diatas puncak gunung,  susah diungkapkan dengan kata-kata deh geng.

     Dan kali ini yang gue mau ceritain adalah kenapa sih lo wajib pergi ke dataran tinggi a.k.a Gunung? karena di Gunung itu selain akan menambah experience lo, disana juga lo bisa lihat sebenar-benarnya pemandangan yang indah, ini gak akan lo dapetin ketika lo berada di dataran rendah atau pantai-yaiyalah, dan kita patut bersyukur sebanyak-banyaknya atas kekuasaan Sang Pencipta alam semesta yang telah menciptakan karyanya yang maha agung, dan menciptakan kamu yang maha penenang hati. Iya kamu, semoga ibu kamu baca tulisan ini ya..lol!

Kemana liburan lo kemarin? Kalo gue pergi 

ke Gunung Prau.

     Semoga bahagia ya geng! Kaya gue yang bahagia banget bisa pergi ke Gunung, dan sebelum pergi biasakan izin sama orangtua dulu, baru ke dia. Biasakan pergi dengan izin, jangan sengaja pergi untuk dicari, apalagi tiba-tiba pergi…kan jadi curhat ini namanya. Ya intinya kasih kabar (masih curhat), biar semuanya sampai ke tujuan dengan selamat dan juga pulang dengan keadaan sehat wal afiat.

     Yuk baca baik-baik ya geng! Siapa tau bisa jadi bahan rekomendasi lo ketika pas mau liburan kesini dan kemana aja sih tempat yang harus lo datengin, dan ini beberapa liburan gue waktu gue pergi ke Prau, yang letaknya berada berdekatan dengan Gunung Dieng tepatnya di pulau Jawa, Dieng, Wonosobo, Jawa Timur.
(Ketika mau menuju Patak Banteng, Gunung Prau)
     16 Agustus 2018 pukul 22.00 WIB, gue mulai berangkat dari Jakarta menggunakan bus pariwisata yang udah di siapkan sama tim RICPALA, Ohiya RICPALA ini adalah project amal yang di garap sama anak RICMA (Remaja Islam Masjid Cut Meutia) dengan konsep mengaplikasikan unsur-unsur ajaran islam di alam terbuka. Jujur ini perjalanan yang panjang dan melelahkan guys, tapi seru! dan baru ada penyambutan yang istimewa ketika gue melewati purwokerto, gue disambut sama ladang sawah! beruntung sawahnya lagi mau panen semua dan lagi hijau, terbentang luas di kiri dan kanan jendela bus gue, sumpah ini sejuk banget di mata.

     Finally, 17 Agustus 2018 pukul 20.00 WIB gue tiba juga di Pintu masuk Dieng Plateu, Ohiya jangan khawatir geng! Biaya masuknya terjangkau banget yaitu 12.500/orang dan hari libur 15.000/orang. Setelah administrasi selesai, gue baru sadar ternyata udaranya dingin dan ini emang salah gue berangkat tanpa packing, karena sebelum berangkat kemarin ada kerjaan gue yang gabisa di tinggal sebelumnya alhasil jadi yang gue bawa cuma yang penting-penting aja, buat temen-temen jangan ikutin gue ya, karena di Gunung itu dingin loh, pas baru sampe homestay aja udaranya udah di 10c kurang lebih, kebayang dong diatas nasib gue gimana nanti. Jadi gue saranin kalo lo kesini bawa jaket yang super anget ya biar tubuh terjaga dari dingin, dan kalo sikapnya dia yang lebih dingin, biarin aja. Jangan lo kasih jaket, gue saranin doain aja namanya, pasti Allah yang akan bales, Allah bikin dia jadi Hipo, nah disitu baru dia sadar pasti dia butuh lo, ya walaupun gak bisa buat angetin karena belum jadi muhrim, ya minimal lo bisa nenangin dia dan itu tandanya doa lo langsung di jabah.. cie!

Bukit Sikunir
Setelah istirahat dan prepare gue bareng rombongan baru keluar dari Homestay itu jam 03.30 pagi. Dan karena pas jalan menuju Bukit Sikunirnya macet, alhasil ketika sampai di titik tujuan udah terdengar suara adzan subuh, ya gimana ya sebagai calon imam yang baik dan sholat di awal waktu juga adalah amalan yang di cintai sama Allah swt dan rasul-Nya jadilah gue bareng rombongan solat Subuh berjamaah dulu, ya kurang lebih Subuh disana jam 04.15 AM. Jadi setelah menunaikan kewajiban baru kita semua mulai nanjak ke Bukit Sikunir. Nanjak jadi tenang karena udah Solat Subuh berjamaah, apalagi makmumnya kamu, nanjaknya makin lebih tenang.

     Dan ini adalah beberapa dokumentasi yang berkesan menurut gue ketika berada di Bukit Sikunir, Ohiya, kita sampai di puncaknya pukul 05.00 WIB loh, lumayan cepet sih karena emang Bukit ini berada dibawah 2000 mdpl;
           
           (Keseruan bareng keluarga besar RICPALA di atas Bukit Sikunir)
(Kalo bisa jangan Selfie diatas puncak Bukit Sikunir, rugi!)

(Moment RICPALA lagi lepasin sayap banner ketika udah di Sikunir)
Demi si Garis Kuning a.k.a Sunrise yang proses munculnya sedikit-sedikit kaya puteri malu, gue rela nunggu lama, karena menurut gue bukan soal waktu, tapi bagaimana kita menghargai waktu yang selama ini sudah kita perjuangkan dan disini gue juga belajar merenungi keindahan yang telah Tuhan ciptakan bahwa ternyata bumi ini begitu menakjubkan. Ini baru bumi dunia, gak kebayang kan gimana bumi surga yang telah Allah ciptakan untuk balasan orang-orang yang beriman dan berakal. Biarin, biarin, biarin aja pokoknya balik dari sini gue mau tobat.
(Ini dimana gue menyaksikan matahari lagi kasih senyumnya buat gue di pagi hari,
kurang kopi ama koran. lol!)
            
   (Kondisi emang lagi ramai pengunjung waktu gue sampe di puncak Bukit Sikunir)
 Disini gue bangga bisa lihat keindahan yang super keren ini dari atas Bukit Sikunir, bahagia itu se-sederhana itu ya ternyata. Karena katanya jika standar bahagia kita adalah hal terkecil dan selalu bersyukur maka Allah akan cukupkan, dan semuanya akan terasa lebih indah dengan bersyukur. Lama-lama sok paling bener aja ya gue? Ustad bukan, Guru ngaji bukan, calon suami juga-iyakan ya kalo ini? semoga ibu kamu baca tulisan ini ya..
(Sunrise terbaik di puncak Bukit Sikunir. /Armalina)
     Ohiya di Bukit Sikunir ini jangan takut kekurangan makanan ya geng, karena disini banyak yang jualan dari makanan ringan sampai makanan berat. Track disini juga gak begitu sulit makanya jangan heran kalo banyak keluarga pada bawa anak kecil pergi kesini, banyak juga yang pergi bareng pacar, sahabat, dari sahabatan terus jadi pacar, dan sampe mantan pacarnya sahabat juga diajak.
(Ini spot menghadap Telaga Warna yang sedikit ekstrim, karena sebenernya bukan tempat untuk foto dan gak ada yang jagain tebing di ujung ini, demi hasil terbaik emang harus  usaha yang lebih)
     Jangan sedih kita gak cuma di gunung aja, kita juga pergi ke beberapa destinasi wisata yang banyak spot fotonya dan gak kalah keren! Kita pergi ke Jembatan merah putih, Tebing telaga warna dan theater dieng, jangan ragu untuk kesini karena lo bisa masuk cuma bayar 15.000/orang sepuasnya tapi hati-hati juga ya kalo foto dekat tebing karena belum semuanya di kasih pembatas dan jangan merusak apapun karena alam ini harus kita jaga.
(Masih disekitar tempat Wisata dengan background Telaga Warna)

Tibalah Saatnya Menuju Gunung Prau.

     Akhirnya ini waktu yang gue tunggu-tunggu, prepare logistik dan tenda udah siap dari semalem, mau tidur tapi gak bisa pules karena udara di homestay makin berasa dinginnya, dan jam 15.50 WIB kita berdoa untuk siap-siap nanjak agar dimudahkan semuanya. Group laki-lakinya; kalo dari yang gue liat pada masih semangat-semangatnya buat bawa carrier, pakaiannya ada yang masih wangi parfum bulgari, sepatunya masih menunjukan kejantanan mereka. Group perempuan; udah mulai panik barang apa aja yang harus di bawa, barang apa aja yang bagus buat di foto nanti di puncak, yang pasti sleeping bag gak ketinggalan. 

     Setelah pembagian kelompok, lalu kita semua langsung menuju ke Pos 1, dan kaki gue langsung berasa berat, pundak jadi lemes tapi hati kecil masih semangat buat sampai ke atas, pelan-pelan gue paksain jalan di tengah track yang penuh debu, ohiya debu ini yang bikin nafas gue agak terganggu dan setelah gue nanya sama warlok (warga lokal)-penjual semangka, ternyata emang belum turun hujan, jadi itu yang menyebabkan banyaknya debu. Setelah sampai di Pos 2, istirahat sebentar langsung lanjut nanjak lagi dan seiring waktu berjalan warung yang jualan semangka semakin jarang, ini menunjukkan jarak yang gue lalui udah mulai cukup jauh, untung gue minta coklat coki pas masih di bawah, coklat ini ngebantu banget buat naikin mood dan nambah semangat lagi.
(Apa lagi yang lo lakuin ketika di gunung? selain lihat pemandangan alam yang indah, saling membantu pemandangan yang paling indah juga loh)
     Berangkat lagi dari Pos 2, kelompok yang lain ada yang jalan duluan karena mereka ngejar mau bikin tenda, kelompok gue jalan hampir paling belakang karena ada beberapa temen gue perempuan yang udah mulai capek dan udaranya semakin dingin jadi bikin gerak makin terbatas, dari pos 2 menuju pos ke 3 itu sekitar sore jam 16.00 WIB, kita semua saling bantu karena dari awal berangkat di pos 1 tracknya itu sampe pos 4 (summit) masih nanjak terus, dan yang bikin lama adalah tracknya itu yang curam jadi kita harus saling bantu agar kita semua naik sampai di puncak. Jadi lo harus lebih hati-hati lagi ya sama langkah kaki lo biar terhindar dari musibah. Dan menurut gue track yang paling menantang adalah ketika dari Pos 3 sampe ke summit, itu bisa bikin dengkul nyium bibir, pundak makin berasa karena tracknya lumayan curam.
(Ini salah satu moment yang tertangkap kamera yang bakal selalu gue inget dari keluarga ini,
senyum kebahagiaan di setiap wajahnya)
Akhirnya setelah gue melewati itu semua dengan cara bersusah payah, langsung ini perasaan rasanya terbayar banget geng, Gokil! Masyaallah! bisa lihat pemandangan dari atas puncak Gunung Prau. Dan di akhir perjalanan ini ada pelajaran yang gue ambil yaitu ternyata kita hanyalah manusia yang tak ternilai dimata Tuhan, karena jika dibandingkan dengan seluruh keindahan yang telah ia ciptakan kita masih tidak ada apa-apanya, gue juga belajar untuk bisa menerima kekurangan teman dengan tulus sebab cita-cita kita sama yaitu bisa sampai ke puncak dengan selamat. 
(Buat kamu yang entah dimana sekarang, aku cuma mau kamu jaga perasaan kepada siapapun karena aku minta sama Allah, kamu yang terjaga hanya untuk aku) Jiah malih bisa aje.
(Sunrise terbaik se-Asia dan juga tanda-tanda kebesaran Allah SWT, hamba adalah manusia yang hina tidak ada apa-apanya, ampuni dosa-dosa hamba, keluarga dan teman-teman hamba ya Allah.. Aamiin)

     Pelajaran pribadi yang bisa gue ambil adalah; pada hakikatnya kita adalah manusia yang hidup di dalam kesendirian, sampai kita mati pun kita di dalam kubur sendiri dan kesepian, lantas siapa yang akan menemani kita? Nah, itu dia di agama islam diajarkan bahwa sebaik-baiknya temanmu adalah amalan solehmu atau amal baikmu sendiri yang telah engkau kerjakan, maka dari itu, “cintailah orang yang engkau cintai dengan secukupnya, karena orang itu akan mati juga tetapi jika engkau mencintainya untuk mendapatkan ridho dari Allah swt, InsyaAllah cinta yang engkau perjuangkan akan Allah jadikan abadi dan Allah pertemukan untuk selamanya nanti di surga.” AAMIIN.
(Best Part adalah ketika lo bisa mencari kebahagiaan dengan cara lo sendiri,
walaupun absurd menurut orang lain sekalipun, let's do it and enjoy your life!)
(Ketika semua orang sibuk dan gak mau mendengar masalah yang lo punya, terkadang lo harus ambil pilihan sejenak  untuk menyendiri, ceritakan semuanya pada alam, karena disaat itu jagat raya yang lebih mengerti kondisi hati kita)

(Terima kasih Prau, Karena kamu aku lebih mengenal siapa diri ini, karena kamu aku lebih
memahami apa artinya hidup bila sendiri, dan karena kamu juga aku lebih mencintai apa yang aku miliki saat ini.)


           
(Panorama yang disuguhkan oleh Gunung Prau di malam hari, beruntung bisa lihat The Milky Way dengan kepala mata sendiri, dan disini aku  langsung berdoa; ya Allah, aku mau ketika melihat pemandangan ini lagi, aku tidak lagi sendiri/Photo by:Melta)

(Ditutup dengan moment terbaik yang paling membahagiakan dan juga adalah salah satu cita-cita gue yang terkabul; bisa ngopi diatas gunung. (-)pisang goreng.)
Sedih memang tapi ini cukup menjadikan pelajaran bahwa sejatinya hati ini berhak engkau bahagiakan dan engkau pula yang menentukan kepada siapa engkau bagikan kebahagiaan itu.. 
Sampai jumpa di cerita berikutnya! Semoga kita bisa bertemu di lain kesempatan dan jangan lupa sapa aku dijalan saat kita berpapasan..